Karangbanjar, 17 Juli 2024 - Melestarikan dan nguri-nguri budaya jawa, masyarakat desa Karangbanjar mengadakan acara Ruwat Bumi dan Pagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk dengan lakon "Semar Mbangun Kahyangan" oleh dalang Ki Gendronyono di Lapangan Desa Karangbanjar. Dimulai dengan acara Ruwat Bumi yang dilaksanakan pada pukul 13.00 sebagai rasa syukur masyarakat Karangbanjar atas kehadirat Tuhan YME yang selalu menjaga hasil panen, dan usaha masyarakat supaya diberikan hasil yang baik dan dijauhkan dari segala kegagalan dalam suatu usaha seperti gagal panen dan hama. Ruwat Bumi sudah direncanakan dari tahun 2023, dan dapat terlaksana di tahun 2024 ini. Dimeriahkannya acara Ruwat Bumi bertujuan untuk menjalin kerukunan gotong royong antar warga dan melestarikan budaya dan adat istiadat. Dimulai dari proses kidung ruwat bumi seperti gunungan hasil bumi, tumpeng, dan jajanan yang dibawa dari dusun 1 sampai lapangan desa Karangbanjar. Setelah dibukanya acara ini, masyarakat berbondong-bondong untuk mendapatkan gunungan-gunungan tersebut.Purbalingga, 17 Juli 2024 - Melestarikan dan nguri-nguri budaya jawa, masyarakat desa Karangbanjar mengadakan acara Ruwat Bumi dan Pagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk dengan lakon "Semar Mbangun Kahyangan" oleh dalang Ki Gendronyono di Lapangan Desa Karangbanjar. Dimulai dengan acara Ruwat Bumi yang dilaksanakan pada pukul 13.00 sebagai rasa syukur masyarakat Karangbanjar atas kehadirat Tuhan YME yang selalu menjaga hasil panen, dan usaha masyarakat supaya diberikan hasil yang baik dan dijauhkan dari segala kegagalan dalam suatu usaha seperti gagal panen dan hama. Ruwat Bumi sudah direncanakan dari tahun 2023, dan dapat terlaksana di tahun 2024 ini. Dimeriahkannya acara Ruwat Bumi bertujuan untuk menjalin kerukunan gotong royong antar warga dan melestarikan budaya dan adat istiadat. Dimulai dari proses kidung ruwat bumi seperti gunungan hasil bumi, tumpeng, dan jajanan yang dibawa dari dusun 1 sampai lapangan desa Karangbanjar. Setelah dibukanya acara ini, masyarakat berbondong-bondong untuk mendapatkan gunungan-gunungan tersebut.
Selanjutnya pada malam hari, tepatnya pukul 19.30, mulai dipersiapkan Pagelaran Wayang Kulit. Acara ini dihadiri oleh Kepala Desa Karangbanjar, Ketua DPRD kab. Purbalingga, dan Bupati Purbalingga. Sebelum dimulai, kepala desa menyerahkan wayang Gunungan dan diteruskan kepada Ki Dalang sebagai tanda dimulainya acara ini. Pagelaran wayang kulit ini berlangsung semalam suntuk hingga subuh keesokan harinya. Pagelaran Wayang Kulit dengan lakon "Semar Mbangun Kahyangan" merupakan bentuk edukasi moral dan nilai filosofi kepemimpinan. Nilai yang terkandung dari lakon ini dapat menjadi teladan.Selanjutnya pada malam hari, tepatnya pukul 19.30, mulai dipersiapkan Pagelaran Wayang Kulit. Acara ini dihadiri oleh Kepala Desa Karangbanjar, Ketua DPRD kab. Purbalingga, dan Bupati Purbalingga. Sebelum dimulai, kepala desa menyerahkan wayang Gunungan dan diteruskan kepada Ki Dalang sebagai tanda dimulainya acara ini. Pagelaran wayang kulit ini berlangsung semalam suntuk hingga subuh keesokan harinya. Pagelaran Wayang Kulit dengan lakon "Semar Mbangun Kahyangan" merupakan bentuk edukasi moral dan nilai filosofi kepemimpinan. Nilai yang terkandung dari lakon ini dapat menjadi teladan.